Bolehkah Berihram Dari Kota Jeddah?

1

Pertanyaan:

Saya telah bekerja di kota Riyadh selama tiga tahun, dan pada musim haji yang lalu saya bersama istri saya melakukan perjalanan darat ke Jeddah. Istri saya sedang hamil pada saat itu, dan kehamilan tersebut cukup melelahkan baginya. Niat kami, jika kami sampai di Jeddah dengan selamat dan kesehatan istri saya memungkinkan untuk menjalani kesulitan haji, maka kami akan menjatuhkan niat haji dari Jeddah. Setelah sampai di Jeddah, saya bertanya kepadanya: Apakah kamu mampu melaksanakan haji? Dia menjawab: ya. Perlu diketahui bahwa saya telah melaksanakan haji sebelumnya, atas pertolongan Allah. Kami pun berangkat haji dari Jeddah, dan kami mengenakan ihram bersama penduduk Jeddah, tidak menjatuhkan niat dari miqat penduduk Riyadh. Kami juga tinggal selama dua hari di Jeddah sebelum haji di rumah kerabat kami. Mohon penjelasan, apakah dengan melakukan ini, kami telah melakukan kesalahan dalam hal ihram? Jika memang kami melakukan kesalahan, apa yang harus kami lakukan?

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah menjawab:

إذا كان هؤلاء كما ذكر أنهم لم يعزموا على الحج، بل هم مترددون فيه، وقد أوقفوا الأمر على معرفة حال المرأة عند وصولها إلى جدة فإن كانت تستطيع الحج حجوا هذا العام، وإن لم تستطع لم يحجوا فإنه يكون ميقاتهم من المكان الذي عزموا على الحج منه. فما دام أنهم لم يعزموا على الحج إلا في جدة فيكون محل إحرامهم في جدة

Jika benar seperti yang disebutkan dalam pertanyaan, yaitu mereka belum berniat bulat untuk berhaji, melainkan masih ragu dan menggantungkan keputusan tersebut pada kondisi kesehatan istrinya saat tiba di Jeddah. Jika dia mampu untuk berhaji, maka mereka akan berhaji tahun ini. Namun jika ia tidak mampu, mereka tidak akan berhaji. Dalam kondisi seperti ini, miqat (tempat memulai ihram) mereka adalah dari tempat di mana mereka benar-benar berniat bulat untuk haji. Karena mereka belum memutuskan untuk berhaji hingga tiba di Jeddah, maka tempat ihram mereka adalah di Jeddah.

أما إذا كانوا قدموا من الرياض إلى جدة يريدون الحج هذا العام، فحينئذ لا يجوز لهم تجاوز الميقات بدون إحرام، وإنما يحرمون من الميقات إذا مروا به بالسيارة أو مروا به من الجو يحرمون من محاذاته، ولا مانع أن يذهبوا إلى جدة وهم محرمون، ثم ينزلوا إلى مكة، المهم أن لا يتجاوزوا الميقات بدون إحرام إذا كانوا أنشئوا السفر من الرياض بقصد الحج،

Adapun jika mereka datang dari Riyadh menuju Jeddah dengan niat bulat untuk berhaji tahun ini, maka tidak boleh bagi mereka melewati miqat tanpa ihram. Mereka harus memulai ihram dari miqat ketika melewatinya. Baik melewatinya dengan menggunakan mobil atau dari udara, mereka harus ihram dari tempat sejajar dengan miqat. Tidak masalah jika mereka pergi ke Jeddah dahulu (tidak langsung ke Mekkah) dalam keadaan sudah berihram, lalu setelah itu baru pergi ke Mekah. Yang penting, mereka tidak boleh melewati miqat tanpa ihram jika mereka memulai perjalanan dari Riyadh dengan niat untuk berhaji.

ويكون في هذه الحالة على كل واحد منهم دم لتجاوزهم الميقات بدون إحرام، والذبح: ذبح شاة تجزي في الأضحية يذبحها في مكة ويوزعها على فقراء الحرم، ومن لم يستطع ذبح هذه الفدية فإنه يصوم عشرة أيام

Dalam kasus demikian, masing-masing dari mereka harus membayar dam (denda) karena telah melewati miqat tanpa ihram. Denda tersebut adalah menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban, dan kambing itu disembelih di Mekah lalu dibagikan kepada orang-orang fakir di Tanah Haram. Jika mereka tidak mampu menyembelih kambing tersebut, maka mereka harus berpuasa selama sepuluh hari.

Sumber: Fatawa Thariqul Islam no.11088

Pertanyaan:

Saya memperhatikan bahwa beberapa orang, misalnya, datang dari Mesir untuk melaksanakan umrah, tetapi mereka tidak mengenakan kain ihram dari miqat. Namun mereka tinggal beberapa hari di Jeddah, kemudian baru mengenakan ihram dari Jeddah dan pergi untuk melaksanakan umrah. Apa hukum tindakan mereka tersebut? Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab:

إذا كانوا جاؤوا بنية العمرة من مصر، أو غيرها؛ فلابد أن يحرموا من الميقات، إن كانوا من طريق المدينة، من ميقات المدينة، وإن كان جاؤوا من طريق الساحل؛ أحرموا من الجحفة، من رابغ، سواء كانوا من مصر، أو الشام، أو غيرها، وإن جاؤوا من طريق نجد؛ أحرموا من وادي قرن السيل، وإن جاؤوا من طريق اليمن؛ أحرموا من ميقات اليمن يلملم، وإن جاؤوا من طريق العراق؛ أحرموا من ميقات أهل العراق، ذات عرق، يجب عليهم ذلك؛ لأن الرسول ﷺ لما وقت المواقيت قال: هن لهن، ولمن أتى عليهن، من غير أهلهن، ممن أراد الحج، أو العمرة فجعل المواقيت لجميع المارين عليها، فليس لأحد أن يتجاوزها بدون إحرام، إذا كان أراد حجًا، أو عمرة.

Jika mereka datang dengan niat umrah dari Mesir atau negara lainnya, mereka harus mengenakan ihram dari miqat. Jika mereka datang melalui jalur Madinah, mereka harus mengenakan ihram dari miqat Madinah. Jika mereka datang melalui jalur pantai, mereka harus mengenakan ihram dari al-Juhfah atau Rabigh, baik mereka berasal dari Mesir, Syam, atau negara lain. Jika mereka datang melalui jalur Najd (Irak), mereka harus mengenakan ihram dari Wadi Qarnus Sail (Qarnul Manazil). Jika mereka datang melalui jalur Yaman, mereka mengenakan ihram dari miqat Yaman yaitu Yalamlam. Jika mereka datang melalui jalur Irak, mereka harus mengenakan ihram dari miqat penduduk Irak, yaitu Dzatu ‘Irqin. Hal ini wajib dilakukan karena Rasulullah ﷺ ketika menetapkan miqat, beliau berkata: “Miqat-miqat ini untuk mereka dan juga bagi siapa saja yang melewatinya, baik penduduknya atau bukan, yang berniat haji atau umrah”. Jadi, miqat berlaku bagi semua orang yang melewatinya. Tidak diperbolehkan melewati miqat tanpa ihram jika mereka berniat haji atau umrah.

أما إذا كانوا أتوا جدة، ما نووا حجًا، ولا عمرة، جاؤوا جدة للتجارة، أو لأسباب أخرى، ثم أنشؤوا نية العمرة، وبدا لهم ذلك من غير قصد سابق، بل من جديد بدؤوا نووا العمرة؛ يحرمون من جدة، لا بأس، سواء كانوا من الشام، أو من مصر، أو من نجد، أو من غير ذلك، إذا جاؤوا إلى جدة، ما نووا العمرة، لكن لما وصلوا إليها أنشؤوا من جديد نية العمرة، طرأ عليهم ذلك؛ فإنهم يحرمون من جدة، ولا حرج، نعم.

Namun, jika mereka datang ke Jeddah tanpa niat haji atau umrah, tetapi untuk berdagang atau tujuan lain, kemudian setelah itu mereka baru berniat untuk umrah tanpa niat sebelumnya, maka mereka boleh mengenakan ihram dari Jeddah. Tidak masalah apakah mereka berasal dari Syam, Mesir, Najd, atau tempat lain. Jika mereka datang ke Jeddah tanpa niat umrah, tetapi kemudian memutuskan untuk melaksanakan umrah setelah sampai di sana, mereka boleh mengenakan ihram dari Jeddah, dan tidak ada masalah dengan hal itu. Demikian.

@fawaid_kangaswad

2

3

Daftar Isi | Kajian | Ustadz Yulian Purnama | Bolehkah Berihram Dari Kota Jeddah

Mutiara Hari Ini

Abu Zubair Hawaary
Akan datang suatu hari kematian menjemputku, tinggallah segala apa yang telah kutulis. Oh andai saja setiap yang membacanya berdo’a untukku, agar Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untukku, serta memaafkan kekurangan dan buruknya perbuatanku.
[al Jumu’ah/62 : 10]
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung“.

Kontak

Ukhuwah, kritik, saran, masukan silakan hubungi:

Klik Di Sini