Adab-Adab Terhadap Makanan - Ustadz Yulian Purnama حَفِظَهُ الله تعالى

1
Video

2
Ringkasan

Pertama: Mensyukuri nikmat makanan

Allah ta’ala memerintahkan kita untuk mensyukuri nikmat makanan. Allah ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

يقول تعالى آمرا عباده المؤمنين بالأكل من طيبات ما رزقهم تعالى ، وأن يشكروه على ذلك ، إن كانوا عبيده ، والأكل من الحلال سبب لتقبل الدعاء والعبادة ، كما أن الأكل من الحرام يمنع قبول الدعاء والعبادة

“Allah ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk makan dari rezeki baik yang telah Dia karuniakan kepada mereka. Dan memerintahkan untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut, jika mereka benar hamba-Nya yang sejati. Dan makan dari yang halal merupakan sebab diterimanya doa dan ibadah, sedangkan makan dari yang haram mencegah diterimanya doa dan ibadah” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/481).

Dan cara mensyukuri nikmat makanan adalah dengan melakukan tiga perkara. Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah mengatakan: “Syukur atas nikmat memiliki tiga rukun yang harus dipenuhi. Rukun pertama: menyatakan nikmat itu secara lahiriah, sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya” (QS. Ad-Duha: 11). Rukun kedua: mengakui nikmat itu dalam hati, dengan meyakini bahwa itu berasal dari Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Rukun ketiga: menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan kepada Allah dan memanfaatkannya untuk meraih keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Liqa al-Jumu’ah, 02-11-1440).

Kedua: Mencukupkan diri dengan yang halal

Wajib mencukupkan diri dengan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Allah ta’ala berfirman:

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya“ (QS. Al-Maidah: 88).

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. al-Baqarah: 168).

Dan ketahuilah bahwa makanan haram itu membahayakan diri Anda. Karena ia akan menjerumuskan Anda ke neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi, no. 614. Dishahihkan al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi).

Makanan dan minuman yang haram juga penghalang terkabulnya doa. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya menjadi kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa, “Ya Rabbi, Ya Rabbi”. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Maka, bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan doanya?” (HR. Muslim no. 1015).

Artikel lengkap:

https://fawaidkangaswad.id/2024/11/06/adab-adab-terhadap-makanan/

@fawaid_kangaswad

3
Isi Ceramah

Isi ceramah lengkap

Daftar Isi | Kajian | Ustadz Yulian Purnama | Adab-Adab Terhadap Makanan

Mutiara Hari Ini

Abu Zubair Hawaary
Akan datang suatu hari kematian menjemputku, tinggallah segala apa yang telah kutulis. Oh andai saja setiap yang membacanya berdo’a untukku, agar Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untukku, serta memaafkan kekurangan dan buruknya perbuatanku.
[al Jumu’ah/62 : 10]
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung“.

Kontak

Ukhuwah, kritik, saran, masukan silakan hubungi:

Klik Di Sini