Membangun Keluarga Dengan Ekonomi Syariah Di Era Digital - Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Allah سبحانه و تعالى berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 28:
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ بَدَّلُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا۟ قَوْمَهُمْ دَارَ ٱلْبَوَارِ
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,<
Diriwayatkan dari ‘Atha’ yang telah mendengar Ibnu Abbas tentang firmanNya (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran) dia berkata,”Mereka adalah orang-orang kafir Makkah”. Sesungguhnya Allah mengutus nabi Muhammad ﷺ untuk semua manusia dan nikmat untuk mereka. Siapa saja yang menerima dan mengamalkannya sebagai rasa syukurnya, maka dia masuk surga. Dan siapa saja yang menolak serta mengingkarinya, maka dia masuk neraka.(Tafsir Ibnu Katsir).
Kemudian firmanNya dalam Surat Ibrahim Ayat 29:
جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا ۖ وَبِئْسَ ٱلْقَرَارُ
Artinya: Yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.
Perlu kita sadari bahwasanya kelak akan dihisab di akhirat dan akan mendapatkan balasannya, sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى dalam Surat An-Nisa Ayat 40:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
Selain itu ditegaskan dalam sebuah hadits, tentang hisab harta yang kita peroleh
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ«لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ». [صحيح] - [رواه الترمذي] - [سنن الترمذي 2417]
Abu Barzah Al-Aslami -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat kelak hingga ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan Tentang ilmunya, untuk apa ia manfaatkan Tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan Dan tentang tubuhnya, untuk apa ia pergunakan.[Sahih] - [HR. Tirmizi] - [Sunan Tirmizi - 2417].
Oleh karena hisab harta maka kekayaan itu akan menjadi sebab lamanya dihisab, dalilnya hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma,
إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ الأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا
“Sesungguhnya kaum muhajirin yang miskin, mereka mendahului masuk surga pada hari kiamat, 40 tahun sebelum orang kaya.” (HR. Ahmad 6735, Muslim 7654, dan Ibnu Hibban 678).
Maka perkara yang mengherankan apabila ada orang yang iri dengan kekayaan orang lain padahal hakikatnya ia sedang iri dengan orang yang hisabnya lama. Sehingga akan sangat mengkhawatirkan apabila harta yang diperolehnya berasal dari yang haram, Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang hakikat dunia, maka beliau menjawab Halalnya akan dihisab dan haramnya adalah adzab (Neraka).(az Zuhd, Ibnu Abi Dunya 29).
Perlu dibedakan antara 2 hal tentang harta yakni pendapatan dan rezeki, karena pendapatan belum tentu menjadi rezekinya, dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,<
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat. (HR. Ahmad 16305, Muslim 7609 dan yang lainnya).
wallahu'alam
Youtube ;httpswww.youtube.comwatchv=8mOCVM35RVM
Facebook ; httpsfb.watchvKg3_OJmFr
#fiqih #keluarga #ekonomi #syariah #digital
Isi ceramah lengkap