Meremehkan Kebenaran - Ustadz Ammi Nur Baits
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Masalah Jahiliyah ke-11 adalah Meremehkan Kebenaran Karena Lemahnya Para Pengikutnya, beralasan atas batilnya sesuatu dengan adanya orang-orang lemah (secara ekonomi maupun status sosial) yang mengikutinya dan lemahnya pemahaman orang-orang yang mengikutinya; sebagaimana perkataan kaum Nabi Nuh عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ sebagaimana yang disebutkan Allah dalam al-Qur'an al-Karim, dimana Allah سبحانه و تعالى berfirman;قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلْأَرْذَلُونَ
Artinya: Mereka berkata, Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina (Asy-Syu`ara: 111)
Kaum Nuh عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ menjawab Bagaimana kami bisa mempercayaimu dan mengikutimu, sementara orang-orang yang mengikutimu adalah orang-orang rendahan(Tafsir Al-Muyassar)
Ada 2 faktor yang membuat seseorang mendapatkan kemuliaan di masyarakat yakni:
Faktor Nasab keturunan bangsawan
Faktor Hasab keturunan Pahlawan (jasa perjuangan)
Perhatikanlah kepada kaum Nabi Nuh عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ bagaimana mereka enggan mengikuti Nabi mereka hanya karena adanya orang-orang lemah (ekonomi maupun status sosial) yang mengikuti beliaudan yang demikian ini tidak lain hanya karena pandangan mereka yang tamak kepada dunia; karena jika keinginan mereka adalah akhirat, maka mereka pasti mengikuti kebenaran itu dimanapun mereka dapatkan. Akan tetapi karena kejahiliyahan mereka, mereka berpaling dari kebenaran untuk mengikuti kecenderungan hawa nafsu mereka. Sebaliknya perhatikanlah Hiraklius, ketika dia menggunakan akal dan bashirah dalam kapasitas yang benar maka dia malah meyakini bahwa adanya orang-orang lemah yang mengikuti, justru merupakan dalil atas kebenaran, maka diantara yang dia katakan ketika dia bertanya kepada Abu Sufyan, Dan aku bertanya kepadamu, orang-orang yang terpandang yang mengikutinya atau orang-orang lemah di antara merekamaka engkau mengatakan, orang-orang lemahlah yang mengikutinya dan mereka itu adalah pengikut para rasul.
Hikmah dari Kisah Hiraklius & Raja Najasy yang menyembunyikan kebenaran karena takut kehilangan kekuasaan adalah dakwah yang fokus kepada meraih kekuasaan tidak efektif sehingga tidak berhasil karena bisa jadi penguasa menerima namun rakyat tidak menerima. Semakna dengan ayat diatas adalah firman Allah سبحانه و تعالى
فَقَالَ ٱلْمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَوْمِهِۦ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِىَ ٱلرَّأْىِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍۭ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَٰذِبِينَ
Artinya: Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kalian memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kalian adalah para pendusta.(Hud: 27).
Wallahu 'alam
Youtube: Meremehkan Kebenaran | Ustadz Ammi Nur Baits
Facebook: Meremehkan Kebenaran | Ustadz Ammi Nur Baits
#jahiliyah #bangga #duniawi #profesi #pahala
Isi ceramah lengkap