Ghuluw kepada Nabi - Ustadz Ammi Nur Baits
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Perlu diperhatikan 2 hal ini:1. Membandingkan kelebihan, keutamaan para Nabi dan Rasul, hukumnya boleh dengan syarat tidak boleh menghina & melecehkan Nabi maupun Rasul yang lainnya. contoh Nabi ﷺ diberikan 5 keutamaan yang tidak dimiliki Nabi lainnya, Sulaiman dengan Daud ketika menetapkan hukum kambing yang menerobos di tanaman orang lain.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda, “Aku dianugerahi lima perkara yang tidak pernah diberikan seorang pun dari Rasul-Rasul sebelumku, yaitu (1) aku diberikan pertolongan dengan takutnya musuh mendekatiku dari jarak sebulan perjalanan, (2) dijadikan bumi bagiku sebagai tempat shalat dan bersuci (untuk tayammum, pen.), maka siapa saja dari umatku yang mendapati waktu shalat, maka hendaklah ia shalat, (3) dihalalkan rampasan perang bagiku dan tidak dihalalkan kepada seorang Nabi pun sebelumku, (4) dan aku diberikan kekuasaan memberikan syafa’at (dengan izin Allah), (5) Nabi-Nabi diutus hanya untuk kaumnya saja sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.” (Muttafaqun ‘alaih) (HR. Bukhari, no. 438 dan Muslim, no. 521, 523)
2. Membeda-bedakan dalam mengimani sebagian diimani sebagian lainnya diingkari
Masalah jahiliyah yang ke-42 adalah Berlebihan (ekstrim) Terhadap Para Nabi & Para Rasul, perkara ini telah dijelaskan dalam Al Qur'an sebagaimana Allahسبحانه و تعالى berfirman dalam Surat An-Nisa Ayat 171:
يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْحَقَّ ۚ إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۖ وَلَا تَقُولُوا۟ ثَلَٰثَةٌ ۚ ٱنتَهُوا۟ خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ سُبْحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٌ ۘ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Artinya: Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan (Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
Sikap berlebihan (ghuluw) kepada makhluk adalah sebab terbesar terjadinya penyembahan kepada berhala-berhala dan orang-orang shalih sebagaimana terjadi pada kaum Nabi Nuh dan kaum Nasrani.
Ghuluw terjadi dalam agama yang mencakup 3 hal:
1. Ibadah
2. Ketaatan
3. Mengikuti
Bentuk Ghuluw ada 2:
1. Ghuluw amalan ibadah, mentaati
2. Ghuluw meninggalkan amalan meninggalkan yang mubah tapi diyakini ibadah, semisal tradisi rahbaniyah (nasrani) sebagaimana Allah سبحانه و تعالى berfirman dalam Surat Al-Hadid Ayat 27,
وَرَهْبَانِيَّةً ٱبْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَٰهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ رِضْوَٰنِ ٱللَّهِ
Artinya: Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah
Godaan setan antara tindakan Ghuluw (Ifrath) dan Jafa' (tafrith). Sikap jafa' adalah meremehkan semisal ketika wudhu asal-asalan, sedangkan kebalikannya sikap ghuluw adalah mengulang-ulang wudhu karena was-was.
Ghuluw ada 2 obyek:
1. Tata cara
2. Sosok tertentu para Nabi, orang shalih, malaikat, kuburan
Youtube: Ghuluw kepada Nabi | Ustadz Ammi Nur Baits
Facebook: Ghuluw kepada Nabi | Ustadz Ammi Nur Baits
#jahiliyah #nabi #rasul #ekstrim
Isi ceramah lengkap