Debat Cara Bodoh - Ustadz Ammi Nur Baits
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Masalah jahiliyah ke-43 adalah Berdebat Tanpa Dasar Ilmu, perkara ini terlarang karena Allah سبحانه و تعالى berfirman;هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ حَاجَجْتُمْ فِيْمَا لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ واَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ 66.
Artinya: Begitulah kamu! Kamu berbantah-bantahan tentang apa yang kamu ketahui, tetapi mengapa kamu berbantah-bantahan juga tentang apa yang tidak kamu ketahui Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
Allah سبحانه و تعالى mengingkari perbuatan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang saling berbantah-bantahan tentang hal Ibrahim, kekasih Allah سبحانه و تعالى. Masing-masing pihak mengakui bahwa Ibrahim adalah salah seorang dari mereka. Seperti apa yang diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar; ia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abu Muhammad maula Zaid ibnu Sabit, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Jubair atau Berimah, dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma yang menceritakan bahwa orang-orang Nasrani Najran dan para pendeta Yahudi berkumpul di hadapan Rasulullah ﷺ, lalu mereka saling berbantahan di antara mereka di hadapan Nabi ﷺ. Para pendeta Yahudi berkata bahwa Ibrahim itu tiada lain adalah seorang Yahudi. Sedangkan orang-orang Nasrani berkata bahwa Ibrahim tiada lain adalah seorang Nasrani.(Tafsir Ibnu Katsir).
Membantah dengan cara bodoh ada 2:
1. Membantah kebenaranya yang sudah absolut, perkara ini dilakukan orang kafir musyrikin
2. Memberikan syubhat terhadap kebenaran untuk melawan kebenaran, perkara ini dilakukan orang munafik, mereka mencari agar kebenaran dapat diturunkan nilainya, seperti pendangkalan aqidah.
Debat itu ada batasannya, karena itu ketika berdebat harus bisa dipastikan menang dari kebatilan & tidak boleh kalah, sebagaimana para Nabi dan Rasul mereka tidak pernah kalah hujjah, ditunjukkan dengan kisah Nabi Ibrahim yang dibakar oleh kaumnya namun tidak kalah hujjah. Maka dari itu kebenaran tidak mungkin kalah hujjah sekalipun mendapatkan pertentangan di masyarakat.
Debat itu bukan ukuran kebenaran, artinya menang debat bukan berarti benar. Rasulullah ﷺ pernah mengkhawatirkan keadaan orang munafik yang pandai bicara sebagaimana hadits berikut:
صحيح ابن حبان ٨٠ أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا خَلِيفَةُ بْنُ خَيَّاطٍ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ جِدَالُ الْمُنَافِقِ عَلِيمِ اللِّسَانِ.
Artinya: Shahih Ibnu Hibban 80 Abu Ya’la mengabarkan kepada kami. Khalifah bin Khayyath menceritakan kepada kami. Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, Husain Al Mu’allim menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Buntillah, dari Imran bin Hushain, dia berkata Rasulullah ﷺ bersabda. Yang paling aku takutkan atas kalian adalah debat orang munafik yang pandai berbicara. [322]
Menang debat adalah mereka yang pandai beretorika
Debat dengan cara terbaik bisa dijadikan metode untuk berdakwah sebagaimana firmanNya;
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 125.
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Tujuan debat adalah untuk mengiring lawan ke arah kebenaran, maka jika debat dengan tujuan hanya untuk menang maka itu tercela.
Wallahu 'alam
Youtube: Debat Cara Bodoh | Ustadz Ammi Nur Baits
Facebook: Debat Cara Bodoh | Ustadz Ammi Nur Baits
#jahiliyah #nabi #rasul #ekstrim
Isi ceramah lengkap