Ahlul Haq Vs Ahlul Bathil - Ustadz Ammi Nur Baits

1
Video

2
Ringkasan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Keutamaan bagi orang yang mati syahid karena kematian itu pasti terjadi tinggal bagaimana cara kita mati, sebagaimana Al-Hafidz Ibnu Katsir pernah menasehatkan,

حافظوا على الإسلام في حال صحتكم وسلامتكم لتموتوا عليه ، فإن الكريم قد أجرى عادته بكرمه أنه من عاش على شيء مات عليه ، ومن مات على شيء بعث عليه ، فعياذا بالله من خلاف ذلك

Artinya: “Peliharalah Islam ketika kamu sehat wal afiat, agar engkau mati di atas islam. Sesungguhnya Dzat yang Maha mulia dengan kemurahan-Nya akan memberlakukan seseorang sesuai kebiasaannya. Bahwa orang yang memiliki kebiasaan tertentu dalam hidup, dia akan mati sesuai kebiasaannya. Dan siapa yang mati dalam kondisi tertentu, dia akan dibangkitkan sesuai kondisi matinya. Sungguh kita berlindung kepada Allah, jangan sampai menyimpang dari kebenaran. (Tafsiir Ibnu Katsir, 287).

Kemudian dalam sebuah hadits dijelaskan agar mukmin itu memiliki semangat untuk menggapai mati syahid;

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً «من مات ولم يَغْزُ، ولم يُحدث نفسه بالغزو، مات على شُعْبَةٍ من نِفَاقٍ» [صحيح] - [رواه مسلم]

Artinya: Dari Abu Hurairah raḍiyallāhu 'anhu secara marfū', Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak pernah berperang (di jalan Allah), dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan. (Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim).

Diantara praktek dalam hal ini adalah doa yang dipanjatkan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu. Beliau pernah memanjatkan sebuah doa,

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِى شَهَادَةً فِى سَبِيلِكَ ، وَاجْعَلْ مَوْتِى فِى بَلَدِ رَسُولِكَ – صلى الله عليه وسلم

Artinya: Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu ﷺ. (HR. Bukhari 1890).

Berbeda apabila seseorang mati karena membela kelompoknya oleh sebab faktor fanatisme, semisal mati karena membela klub sepakbola kesayangannya, ini bukanlah mati syahid. Bagi orang kafir ketika berperang yang dicari mereka adalah kehidupan karena di akhirat mereka tidak akan mendapatkan apa-apa.

Allah سبحانه و تعالى berfirman dalam Surat Ad-Dukhan Ayat 25:

كَمْ تَرَكُوا۟ مِن جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ

Artinya: Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan,

25-27. Berapa banyak harta peninggalan Fir’aun dan kaumnya setelah mereka binasa dengan ditenggelamkannya mereka oleh Allah berupa kebun-kebun dan ladang-ladang hijau, mata air yang mengalir, tanaman dan bangunan-bangunan yang indah dan kehidupan di mana mereka dulu mereguk kenikmatan di dalamnya.(Tafsir Al-Muyassar)

Surat Ad-Dukhan Ayat 29:

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ وَمَا كَانُوا۟ مُنظَرِينَ

Artinya: Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.

Kekalahan kaum muslimin oleh sebab dosa maksiat sedangkan poros kemenangan & pertolongan Allah itu adalah mengikuti Nabi ﷺ

Wallahu 'alam
Youtube: Ahlul Haq Vs Ahlul Bathil | Ustadz Ammi Nur Baits
Facebook: Ahlul Haq Vs Ahlul Bathil | Ustadz Ammi Nur Baits
#haq #batil #syahid #mati

3
Isi Ceramah

Isi ceramah lengkap

Home | Kajian | ANB | Kitab Masail Jahiliyah | Ahlul Haq Vs Ahlul Bathil

Mutiara Hari Ini

Abu Zubair Hawaary
Akan datang suatu hari kematian menjemputku, tinggallah segala apa yang telah kutulis. Oh andai saja setiap yang membacanya berdo’a untukku, agar Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untukku, serta memaafkan kekurangan dan buruknya perbuatanku.
[al Jumu’ah/62 : 10]
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung“.

Kontak

Ukhuwah, kritik, saran, masukan silakan hubungi:

Klik Di Sini