Jembatan di Punggung Neraka - Ustadz Ammi Nur Baits

1
Video

2
Ringkasan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Melanjutkan pembahasan Buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, masuk pada bab tentang beriman kepada ash shirat, yakni jembatan yang berada di atas neraka jahanam. As Shirat berarti jalan, menurut istilah jembatan yang dibentangkan diatas neraka jahanam yang akan dilewati manusia menuju surga sesuai amal perbuatan mereka. Allah سبحانه و تعالى berfirman;

إِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا

Artinya: Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.(Maryam Ayat 71)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud tentang firmanNya (Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu) dia berkata bahwa “shirat” itu ada di atas neraka, sama seperti pedang. Maka golongan orang yang pertama melaluinya seperti kilat yang menyambar, golongan kedua seperti angin, golongan ketiga seperti kuda balap, dan golongan keempat seperti ternak. Kemudian mereka melewatinya dan para malaikat seraya berkata,Ya Allah, selamatkanlah kami, selamatkanlah kami(Tafsir Ibnu Katsir)

Abu Sa’id Radhiyallahu anhu berkata “Sampai kepadaku kabar bahwa shirâth itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang”[ Lihat Shahîh Muslim 1117 ]

Sebelum meniti shirat manusia diliputi kegelapan di mahsyar, maka mukmin diberikan cahaya untuk menuju shirat, Allah سبحانه و تعالى berfirman;

يَوْمَ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱنظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ٱرْجِعُوا۟ وَرَآءَكُمْ فَٱلْتَمِسُوا۟ نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُۥ بَابٌۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحْمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلْعَذَابُ

Artinya: Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu. Dikatakan (kepada mereka) Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.(Al-Hadid Ayat 13)

Kemudian firman Nya dalam Surat Al-Hadid Ayat 14:

نَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَٱرْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ ٱلْأَمَانِىُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمْرُ ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ

Artinya: Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu Mereka menjawab Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.

Ketika melewati shirat setiap mukmin agar diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu dalam menafsirkan firman Allâh سبحانه و تعالى

9. يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin cahaya mereka menerangi di hadapan dan disebelah kanan mereka [al-Hadîd5712]

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Mereka melewati shirâth sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada cahayanya sepert gunung, ada cahayanya yang seperti pohon, ada cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi ampu kakinya, sesekali nyala sesekali padam”[Imam Ibnu Katsîr t berkata “Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hâtim dan Ibnu Jarîr” (tafsir Ibnu katsir 815)]

Wallahu 'alam

Youtube: Jembatan di Punggung Neraka | Ustadz Ammi Nur Baits

Facebook: Jembatan di Punggung Neraka | Ustadz Ammi Nur Baits

#jalan #shirat #mahsyar #cahaya #neraka

3
Isi Ceramah

Isi ceramah lengkap

Home | Kajian | ANB | Buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah | Jembatan di Punggung Neraka

Mutiara Hari Ini

Abu Zubair Hawaary
Akan datang suatu hari kematian menjemputku, tinggallah segala apa yang telah kutulis. Oh andai saja setiap yang membacanya berdo’a untukku, agar Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untukku, serta memaafkan kekurangan dan buruknya perbuatanku.
[al Jumu’ah/62 : 10]
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung“.

Kontak

Ukhuwah, kritik, saran, masukan silakan hubungi:

Klik Di Sini